Siapkan Tahun Pelajaran Baru, MTsN 1 Trenggalek Adakan Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka

Adanya perubahan kurikulum sejatinya merupakan hasil evaluasi dan bentuk respon atas perubahan kondisi di pelbagai bidang yang sangat berpengaruh terhadap pendidikan. Salah satu perubahan yang paling nampak di antaranya adalah bidang teknologi informasi dan komunikasi. Tahun pelajaran yang akan datang, MTsN 1 Trenggalek menjadi salah satu lembaga pendidikan yang ditunjuk untuk melaksanakan Kurikukulum Merdeka. Maka terkait dengan hal tersebut, tiga hari pertama di liburan akhir tahun pelajaran, MTsN 1 Trenggalek mengadakan kegiatan Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka.

Bertempat di aula madrasah, kegiatan yang dijadwalkan berlangsung selama tiga hari, dari hari Senin-Rabu (27-29 Juni 2022) ini menghadirkan Dr. Muhammad Muhajir, M.Pd dari Balai Besar Guru Penggerak Jawa Timur sebagai pemateri. Kegiatan workshop diikuti oleh seluruh guru MTsN 1 Trenggalek, baik PNS maupun GTT sejumlah 73 orang dan beberapa tenaga pendidik madrasah swasta di sekitar MTsN 1 Trenggalek. Tujuan pelaksanaan workshop kali ini adalah supaya tenaga pendidik yang berada di MTsN 1 Trenggalek utamanya lebih siap merespon perubahan terkait dengan pemberlakuan Kurikulum Merdeka mulai tahun pelajaran 2022/2023.

Kegiatan Workshop yang berlangsung di awal liburan akhir tahun pelajaran ini diawali dengan sambutan dari kepala madrasah. Jamaluddin Malik, selaku kepala madrasah dalam sambutannya memberikan motivasi kepada segenap peserta yang hadir agar mengikuti kegiatan dengan baik. Hal ini disampaikan mengingat bahwa pelaksanaan workshop kali ini berlangsung di awal masa liburan siswa.

Sambutan selanjutnya sekaligus sebagai kata-kata pembuka kegiatan Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka disampaikan langsung oleh Kakan Kemenag Kabupaten Trenggalek, Drs. H.M. Syamsuri, M.Pd. Dalam sambutannya, pejabat nomor satu di lingkup kemenag Trenggalek ini sangat mengapresiasi MTsN 1 Trenggalek yang telah berinisiatif untuk mengadakan workshop Kurikulum Merdeka secara mandiri.  Sementara di level Kementerian Agama sendiri, program ini masih dirancang pelaksanaannya secara nasional. Selain itu pimpinan Kemenag Trenggalek yang berasal dari Lamongan ini juga mengucapkan terimakasih kepada pemateri yang telah berkenan menyisihkan waktu di tengah kesibukannya yang sangat padat untuk memberikan ilmu kepada guru-guru di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Trenggalek.

Selanjutnya, Pak Syamsuri —panggilan akrab untuk Kakan Kemenag Trenggalek ini — sedikit menyampaikan muqaddimah mengenai Kurikulum Merdeka Belajar. Di antaranya, bahwa kurikulum ini berlandaskan kepada pemahaman bahwa setiap anak berhak atas pendidikan. Bagaimanapun beragamnya karakteristik dan kemampuan kognitif-psikomotor peserta didik, mereka semuanya berhak untuk mendapatkan pembelajaran yang maksimal. Dengan latar belakang tersebut maka Kurikulum Merdeka lahir sebagai solusi untuk memenuhi hak siswa untuk belajar. Pejabat yang belum genap setengah tahun bertugas di Trenggalek ini juga menyampaikan kepada para tenaga pendidik untuk selalu memperbarui pengetahuan dan menyesuaikan keadaan, sehingga pembaharuan kurikulum juga harus disertai dengan pembaharuan pola pikir para tenaga pendidik.  Karena pada dasarnya, pembaharuan kurikulum merupakan pembaharuan pola pikir tenaga pendidik dalam mengadakan proses pembelajaran yang sesuai dengan karakter siswa pada masa kini.

Kegiatan selanjutnya yaitu pemberian materi oleh narasumber utama yaitu Dr. Muhammad Muhajir, S.Pd, M. Pd. Diawali dengan pengenalan Kurikulum Merdeka yang dicetuskan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik  Indonesia, Nadiem Makarim, dan dilanjutkan dengan kerangka Kurikulum Merdeka yang didasari oleh Tujuan Pendidikan Nasional, Profil Pelajar Pancasila, Standar Kompetensi Lulusan, dan juga Capaian Pembelajaran. Selain daripada hal tersebut, pemateri banyak memberikan gambaran tentang Implementasi Profil Pelajar Pancasila dengan projek atau biasa disebut P5. Dalam implementasinya, P5 ini dibagi menjadi 7 tema yang diselesaikan dalam kurun waktu 3 tahun pembelajarannya di jenjang SMP/MTs. Tema-tema tersebut yaitu : gaya hidup berkelanjutan, kearifan lokal, bhinneka tunggal ika, bangunlah jiwa dan raganya, suara demokrasi, berekayasa dan berteknologi untuk membangun NKRI, dan kewirausahaan. Dengan adanya P5 tersebut diharapkan siswa dapat belajar dalam situasi yang tidak formal, struktur belajar yang fleksibel, kegiatan belajar yang lebih interaktif dan produktif, dan juga terlibat langsung dengan lingkungan sekitar untuk menguatkan berbagai kompetensi.

Update Informasi MTsN 1 Trenggalek Kini dalam Genggaman.