Bangsa yang besar adalah bangsa yang mau menghargai jasa-jasa para pahlawannya. HSN atau Hari Santri Nasional diperingati setiap tahun adalah dalam rangka mengenang perjuangan kaum santri yang sangat terkait dengan peristiwa 10 November (hari Pahlawan). Tema peringatan Hari Santri Nasional tahun ini yaitu Berdaya Menjaga Martabat Kemanusiaan. Sabtu (22/10) MTsN 1 Trenggalek mengadakan peringatan HSN dalam bentuk pelaksanaan upacara bendera.

Kegiatan upacara di akhir pekan ini langsung dipimpin oleh Jamaluddin Malik (kamad) sebagai pembina upacara. Satu fakta yang sangat mencolok sebagai pembeda dari upacara hari-hari biasa adalah kostum yang dipakai para peserta upacara di hari Sabtu tersebut. Para peserta upacara yang laki-laki memakai kain sarung dan kopyah hitam. Sedangkan peserta perempuan memakai busana muslim di luar seragam resmi madrasah. Salah satu pembeda yang lain, adalah adanya pembacaan Teks Resolusi Jihad. Sebagai petugas pembaca dipercayakan kepada  Muhammad Fahrul Kurniaji, salah satu guru mata pelajaran Penjaskes yang juga tercatat sebagai pembina OSIM.

Dalam penyampaian amanatnya, kepala madrasah menceritakan sejarah tentang perjuangan para ulama pendiri bangsa ini dan peran para santri sebagai generasi penerus perjuangan bangsa. “Berbicara tentang Hari Santri, maka tidak lepas dari Fatwa Jihad yang dikeluarkan oleh Hadhratus Syekh KH M Hasyim Asy’ari,” tegas Jamaluddin. “Santri adalah pribadi yang selalu siap mendarmabaktikan hidupnya untuk bangsa dan negara. Sejarah telah membuktikan bahwa santri selalu ada dalam setiap fase perjalanan Indonesia,” lanjutnya.

Di penghujung kegiatan upacara, tim paduan suara menyajikan lagu Hari Santri Nasional. Setelah upacara selesai dilanjutkan dengan pemberian Bantuan Sosial kepada para siswa yang terdampak musibah banjir. Ada kurang lebih 100 siswa yang sudah terdata sebelumnya yang kemudian kepada masing-masing diberikan satu paket sembako.