Peringatan Isra’ Mi’raj 1444 H, MTsN 1 Trenggalek Hadirkan Habib Syeikh

Jum’at (17/2) MTsN 1 Trenggalek melaksanakan peringatan hari besar Islam, yaitu Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad Saw 1444 H. Kegiatan peringatan tahun ini dikemas dengan cukup meriah. Diawali dengan agenda rutin mingguan yaitu pelaksanaan Jum’at Taqarrub yang diisi dengan shalat Dhuha dan istighatsah. Bertindak sebagai imam yaitu Jamaluddin Malik selaku kepala madrasah yang juga pengurus NU Cabang Trenggalek.

Selesainya kegiatan rutin, alas berupa terpal plastik berwarna hijau digeser posisinya sehingga menjadi mepet satu sama lain, tak menyisakan ruang untuk berjalan, kecuali di bagian pinggir. Kemudian arah pandangan jamaah diubah, yang awalnya menghadap kiblat, diubah menjadi menghadap ke selatan. Oleh karena panggung untuk ceramah Isra’ Mi’raj berada di depan kantor, menghadap ke utara.

Para tamu undangan yang meliputi pengurus komite, pengawas madrasah dan pejabat Kemenag diberikan kehormatan, duduk di panggung mendampingi sang muballigh. Tampak berjajar, duduk rapi di atas panggung yaitu ketua komite, H. Mundir, pengawas madrasah yaitu Ari Wiyanto, kepala Kemenag yang diwakili oleh Kasubag TU yaitu Mustofa Al-Chamdani.

Sebelum acara inti dimulai seraya menyambut kehadiran muballigh yaitu Habib Syeikh bin Musthofa dari Kediri, grup Hadrah Qurrata A’yun menjadi penghibur utama kegiatan. Beberapa lagu shalawat dikumandangkan oleh grup kesenian islami yang selama ini dibina oleh Dra.Nurul Aini Nusrotud Diniyah dan tim tersebut. Puncaknya adalah shalawat Badar sebagai bentuk penyambutan atas kehadiran muballigh pengisi acara.

Mauidhah hasanah yang disampaikan oleh Habib Syekh bin Musthafa Ba’abud berlangsung sampai pukul 09.05 WIB. Penjelasan yang sangat gamblang disampaikan oleh habib yang masih cukup muda tersebut. Terutama tentu seputar peristiwa Isra Mi’raj dan nilai-nilai pembelajaran yang dapat digali dari peristiwa agung tersebut.

Di antara poin utama materi pengajian dalam kesempatan tersebut adalah sebagai berikut:

Isra’ Mi’raj adalah sebuah peristiwa yang agung, bahkan lebih agung dari pada peristiwa Lailatul Qadar. Hal ini berdasarkan salah satu fase tertinggi yang dijalani Nabi Saw yaitu ketika beliau diberi anugrah untuk bisa naik ke Sidratul Muntaha dalam rangka menerima perintah shalat lima waktu.

Dalam salah satu penjelasan Habib Syekh, juga disampaikan tentang betapa pentingnya berupaya agar bisa tergolong dalam kelompoknya Nabi Muhammad saw. Penisbahan diri dengan Nabi Saw diqiyaskan dengan perjalanan serombongan presiden yang membawa bantuan sembako kepada warga masyarakat. Maka, meskipun mobil yang ditumpangi beraneka ragam tidak sebagus mobil presiden, di antaranya berupa mobil pick up untuk mengangkut sembako, namun karena ikut dalam rombongannya presiden maka ikut dimulyakan. Hal ini berdasarkan hujjah, bahwa Isra’ Mi’raj Nabi dijalani dengan ruh dan jasad nabi berikut pakaiannya. Maka apa yang dipakai oleh Nabi sampai dengan sandalnya ikut menjadi mulya karena bersama/dipakai oleh Nabi Saw untuk menghadap Allah Swt. Oleh karena itu, bertitik tolak dari itu semuanya, maka muballigh yang berdomisili di kota Kediri ini mengajak para hadirin untuk senantiasa berupaya menjadi ummat nabi yang dipantaskan untuk menjadi golongannnya. Hal ini bisa terwujud dengan cara melaksanakan semua yang difardhukan oleh syariat Islam dan juga dengan mengamalkan sunnah-sunnahnya dalam kehidupan sehari-hari

Update Informasi MTsN 1 Trenggalek Kini dalam Genggaman.