Jamaah Al-Khidmah Putihkan GOR MTsN 1 Trenggalek

Sabtu, (8/1) ratusan jamaah Al-Khidmah menghadiri undangan istighatsah di GOR MTsN 1 Trenggalek. Rangkaian doa bersama tersebut dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Amal Bhakti Kementerian Agama RI yang ke-76. Para jamaah yang hadir ini berasal dari berbagai daerah di Trenggalek. Selain didominasi oleh jamaah al-Khidmah, kegiatan ini juga dihadiri oleh para pejabat Kemenag kabupaten Trenggalek, para kepala madrasah, beberapa kepala KUA, perwakilan Bupati, Polres, dan Kodim. Semua yang hadir hampir semuanya mengenakan baju bernuansa putih-putih. Untuk jamaah laki-laki, mengenakan baju putih, sarung putih dan kopyah putih. Begitu pula dengan jamaah perempuan, semuanya mengenakan baju dalam nuansa serba putih.

Acara Istighatsah dimulai pada pukul 07.12 WIB. Diawali dengan pembacaan surat Fatihah sebagaimana layaknya ketika mengawali prosesi tahlilan, dilanjutkan dengan pembacaan surah Yasin dan bacaan-bacaan yang terdapat dalam kitab Manaqib. Sebagai petugas pembaca adalah santri dari pondok pesantren Raden Paku dan alumni MTsN 1 Trenggalek. Setelah itu dilanjutkan ke urutan berikutnya, yaitu dzikir bersama. Rangkaian dzikir, pembacaan Maulidurrasul dan doa bersama ini berlangsung sekitar tiga jam.

Di penghujung acara, kegiatan doa bersama ini dilanjutkan dengan beberapa sambutan, mauidhah hasanah dan doa penutup. Sambutan pertama dari Kakan Kemenag kabupaten Trenggalek, Drs. Moh. Badrudin, M.Pd.I. Dalam kesempatan tersebut, pejabat asli Ngawi ini banyak menyampaikan ulasan seputar tagline peringatan HAB Kemenag tahun 2022, yaitu tentang ‘Transformasi Layangan Masyarakat’. Salah satunya yang terpenting adalah bahwa “Layanan itu sendiri memiliki arti perubahan atau perbaikan. Dan dalam perubahan atau perbaikan itulah pasti ada kesulitan dan kendala yang harus dilalui dan dihadapi setiap tahunnya. Apalagi mengingat umur Kemenag yang ke-76 maka problematika itu akan menjadi semakin berat. Namun jika kita berdoa kepada Allah maka seberat apapun problem kita tersebut, jika kita berdoa dengan sungguh-sungguh dan ikhlas hanya karena Allah SWT., maka insyaallah Allah akan mendengarkan dan mengabulkan doa kita. Oleh karena itu kami mohon maaf jika pelayanan kami kepada masyarakat masih kurang sempurna atau masih banyak memiliki kesalahan”.

Yang kedua adalah sambutan dari Drs. Widodo Setyadi selaku kepala MTsN 1 Trenggalek. Mewakili keluarga besar MTsN 1 Trenggalek, beliau merespon secara positif adanya kegiatan yang menghadirkan jamaah al-Khidmah. Kegiatan dzikir bersama adalah acara yang positif, maka dengan senang hati sebagai kepala madrasah memfasilitasi kegiatan yang positif tersebut.

Yang ketiga adalah sambutan dari perwakilan Polres Trenggalek, yaitu Kompol Sholikin. Dalam sambutannya, mantan pejabat di Polsek Durenan ini menegaskan tentang pentingnya menjaga keamanan dan kesehatan di masa pandemi. “Jika tidak ada keamanan di wilayah atau suatu daerah maka warganya tidak dapat berkumpul untuk menyelenggarakan suatu acara seperti halnya istighatsah kali ini. Kemudian jika kita tidak sehat maka juga tidak akan bisa kumpul seperti ini. Oleh karena itu, yang harus tidak boleh kita lupakan adalah beryukur. Bersyukur karena masih diberi keamanan dan kesehatan oleh Allah SWT. Dan harus tetap mematuhi protokol kesehatan, karena virus tidak akan pandang bulu.”

Terakhir, mauidhah hasanah dari K.H Najib Zamzami. Selayaknya Kiai yang sedang berceramah, dalam durasi waktu kurang lebih tiga puluh menit tersebut diselingi dengan joke yang menyindir banyak pihak. Beberapa poin yang penting di antaranya adalah pengkategorian orang shalih. Bahwa orang yang shalih adalah orang yang beres dengan Allah, beres dengan makhluq Allah. Yang dimaksud dengan beres di sini, adalah sudah tidak ada masalah lagi (karena sudah bisa berlaku secara proporsional), baik kepada Allah, maupun kepada makhluq Allah.

Yang berikutnya, pengkategorian orang yang cerdas (al-kayyis) dan orang yang super bodoh (al-ahmaq) bahwa orang yang cerdas adalah orang yang mampu mengoreksi kekurangan diri sendiri dan menyiapkan bekal untuk kehidupan setelah mati. Dan orang yang super bodoh adalah orang yang hanya mengikuti hawa nafsunya sendiri tetapi mengharapkan pencapaian yang sangat bagus. Maka berkaitan dengan penyiapan bekal di akhirat, dan juga tentunya, mengingat lokasi kegiatan di lingkungan madrasah, Kiai Najib menyinggung posisi guru. Keutamaan guru adalah bisa berjariyah tanpa menggunakan uang. Dengan kapasitas keilmuan yang dimiliki seorang guru, lantas ditularkan kepada para muridnya, ini akan mewujudkan multi level marketing pahala. Artinya, pahala mengajarkan ilmu tadi, akan terus menerus mengalir kepada guru, selama ilmu yang diperoleh tadi diamalkan oleh sang murid dan juga ditularkan (diajarkan) kepada generasi berikutnya.

 

Update Informasi MTsN 1 Trenggalek Kini dalam Genggaman.