Sosialisasi Bimbingan Perkawinan Remaja Usia Sekolah

Rabu, (9/3), bertempat di GOR madrasah, siswa MTsN 1 Trenggalek mengikuti sosialisasi bimbingan perkawinan remaja usia sekolah. Siswa yang dimaksud berjumlah 90 orang, yang meliputi perwakilan OSIS, DEGA, KKR-PIKR dan PENALIFOKRA.

Kegiatan tersebut sejatinya adalah salah satu program dari Penyuluh Agama Kemenag Kabupaten Trenggalek. Tahun ini adalah kegiatan yang kedua kalinya sejak pertama kali diselenggarakan pada tahun sebelumnya. Sosialisasi pada hari Rabu kemarin diisi oleh dua orang pemateri dari dua instansi, yaitu Kemenag Kabupaten Trenggalek dan Puskesmas Kelutan Trenggalek. Kegiatan dimulai pada pukul 09.00 WIB, dibuka secara resmi oleh Widodo Setyadi selaku kepala madrasah. Sebelum menyampaikan kata-kata pembukaan, pak Widodo –demikian nama panggilannya— memberikan apresiasi dan motivasinya kepada para peserta. Bahwa di antara seribuan peserta didik, telah dipilih 90 orang di antaranya untuk mengikuti sosialisasi bimbingan perkawinan remaja usia sekolah. Dengan mengikuti kegiatan tersebut, maka diharapkan akan memperkuat pondasi mental-spiritual mereka, sehingga tidak akan terbawa oleh dampak negatif globalisasi. Karena disinyalir salah satu penyebab terjadinya perkawinah usia remaja adalah dampak negatif dari perangkat teknologi yang memudahkan terjadinya akses konten-konten yag tidak mendidik. Ini kemudian membawa dampak lanjutan yaitu pergaulan yang tidak mengindahkan norma-norma agama. Dan pada akhirnya, memunculkan kasus hamil di luar nikah yang menjadi penyebab permintaan pernikahan di usia remaja. Riset menunjukkan bahwasanya 1,2 juta remaja di Indonesia menikah sebelum usia 18 tahun.

Kedua, harapan kepada para peserta. Adanya kegiatan tersebut akan sangat berpotensi menambah pengetahuan dan pemahaman seputar perkawinan usia remaja. Maka diharapkan kepada para peserta, agar bisa sebagai penyambung informasi kepada para rekannya, sehingga seluruh peserta didik MTsN 1 Trenggalek memiliki pengetahuan dan pemahaman yang sama, dan pada akhirnya, bisa terhindar dari perkawinan dini usia remaja.

Rangkaian kegiatan inti pada sosialisasi tersebut terbagi dalam dua sesi materi. Materi pertama adalah Remaja Sehat. Materi ini disampaikan oleh Atik Lumatul Ashuro S.H.I. Staf Penyuluh Agama Kemenag Trenggalek ini membawakan materi yang berjudul “Remaja Sehat”. Dengan berlandaskan surat Taha ayat 7-14, Atik yang lulusan Fakultas Syariah ini mengajak para peserta untuk bisa mewujudkan diri menjadi remaja islami. Seorang remaja muslim harus mempunyai prinsip dan konsep diri yang positif. Seorang remaja muslim harus memiliki prinsip hidup yang benar supaya tidak terjerumus dalam pergaulan bebas yang sedang marak di saat ini. Seorang pelajar muslim juga harus memiliki konsep diri yang positif. Ia menyampaikan bahwa konsep diri merupakan pandangan seseorang mengenai dirinya sendiri, baik fisik, psikis, emosi maupun sosial. Konsep diri seseorang bukan sesuatu yang langsung jadi, melainkan diperoleh dan dibentuk melalui pendidikan, pengalaman, serta pengaruh lingkungan. Seorang pelajar perlu menyadari dan memahami keberadaan diri dan potensinya. Segera menyadari potensi diri, akan mengantarkan seorang pelajar kepada kepercayaan diri. Ia kemudian menambahkan pemberian tugas kepada para peserta untuk mencatat hobi, kelebihan, sifat yang menonjol dan kekurangan diri masing-masing.

Materi kedua adalah Reproduksi Kesehatan Remaja. Materi ini disampaikan oleh Nurjannah, petugas kesehatan dari Puskesmas Kelutan Trenggalek. Staf puskesmas tersebut mengawali penjelasannya dengan menerangkan secara konseptual terkait dengan reproduksi manusia. “Kesehatan reproduksi merupakan hal yang penting, karena pada remaja terjadi pubertas dimana dalam pubertas terdapat banyak perubahan fisik, baik laki-laki maupun perempuan,” tegasnya. Selanjutnya ia memaparkan seputar problem remaja. Menurutnya, pada umumnya, problem remaja adalah sebagai berikut:

  • Masalah fisik
  • Masalah dengan teman atau dengan orang terdekat
  • Masalah percintaan
  • Dan masalah memanagement waktu
  • Kecelakaan kawin muda

Adanya masalah pada anak remaja adalah rangkaian pembelajaran untuk pendewasaan anak tersebut. Sehingga permasalah yang terjadi perlu direspon secara proporsional. Contoh, jika remaja sedang menghadapi permasalahan, Nurjannah menyarankan agar si anak membicarakan atau menceritakan permasalahannya tersebut kepada orangtua atau gurunya. Petugas kesehatan tersebut tidak merekomendasikan untuk curhat kepada teman, karena –menurutnya– tidak sedikit hasil curhatan tersebut kemudian malah diumbar ke sosial media.  Permasalahan yang terjadi tidak harus membuat anak remaja menyerah dalam hidup. Menyerah dalam hidup dalam kehidupan seorang remaja ditandai dengan larinya seorang remaja ke hal-hal terlarang sebagai bentuk pelarian, dan yang paling fatal adalah jika sampai terjadi kasus bunuh diri, karena merasa tidak bisa menyelesaikan permasalahan hidupnya.

Semoga dengan adanya sosialisasi tersebut, para peserta didik di MTsN 1 Trenggalek bisa terjauhkan dari segala hal yang dilarang. Berawal dari 90an siswa kemudian tersosialisasikan ke seribuan siswa, sehingga memiliki kesigapan untuk mengantisipasi dampak negatif dari globalisasi yang berwujud pergaulan bebas sebagai penyebab utama dari adanya pernikahan usia remaja.

 

Update Informasi MTsN 1 Trenggalek Kini dalam Genggaman.